Kapal tanker Iran, yang terlebih dulu sudah bertabrakan dengan satu kapal kargo serta terbakar di terlepas pantai timur Shanghai, China, saat ini sudah terbenam di tempat yang sama.
Tetapi sebelumnya terbenam, Sanchi -- nama kapal itu -- dilaporkan kembali mendadak terbakar pada Minggu, 13 Januari 2018 siang saat setempat. Lalu, kapal Iran yang sudah hangus keseluruhan karena dilalap api itu lalu dilaporkan terbenam. Sekian seperti diambil dari The Guardian, Senin (15/1/2018).
" Kapal mendadak kembali terbakar hebat dengan kobaran api besar serta asap tidak tipis yang membumbung setinggi 800 - 1. 000 mtr., " kata pihak Kementerian Transportasi China.
" Sebagian waktu lalu kapal Iran itu terbenam, " timpal laporan resmi dari State Oceanic Administration China yang ditayangkan oleh kantor berita pemerintah Xinhua.
Sekitaran 30 awak Sanchi dilaporkan hilang selesai bertabrakan dengan kapal kargo Hong Kong CF Crystal pada 6 Januari 2018. Tim penyelamat kesusahan temukan beberapa awak yang hilang, mengingat Sanchi yang membawa sekitaran 136 ribu ton minyak mentah dari Iran selalu terbakar hebat.
Saat ini, selesai kebakaran serta tenggelamnya kapal itu, juru bicara tim penyelamat Iran menyebutkan pada media pemerintah Negeri Beberapa Mullah kalau tidak ada keinginan untuk menyelematkan beberapa korban hilang dengan hidup-hidup.
" Tak ada keinginan untuk temukan korban selamat, " kata Mohammad Rastad, jubir tim penyelamat dari Iran. Rastad, yang terima info dari awak CF Crystal mengira kuat kalau semuanya personil Sanchi sudah tewas dalam kebakaran serta ledakan awal peristiwa.
" Mereka tewas karna ledakan serta pelepasan gas beracun. Lepas dari usaha kami, mustahil untuk memadamkan api dengan seutuhnya serta memulihkan jasad korban, mengingat ada ledakan berulang serta kebocoran gas, " ucap Rastad.
Baca Juga : Harga Tiket Kapal Tatamailau
Diambil dari The Guardian kecelakaan maut itu mengakibatkan rusaknya serius pada sekitar lingkungan, mengingat kapal Sanchi membawa kondensat, yaitu versus ultralight dari minyak mentah yang dikonversi dari gas ke cairan sepanjang ekstraksi.
Kondensat cuma berupa cair saat dalam keadaan spesifik. Petinggi penjaga pantai Korea menyebutkan, beberapa besar kondensat mungkin saja sudah menguap atau terbakar sesudah kecelakaan.
Satu hal paling beresiko dari momen nahas itu yaitu minyak yang bocor ke laut. Minyak ini semakin lebih susah dibikin bersih, karna kondensat lebih gampang menyatu dengan air dibanding minyak mentah tradisionil.
Kapal tanker nahas itu tengah berlayar menuju Korea Selatan sebelumnya bertabrakan dengan satu kapal kargo berbendera Hong Kong, CF Crystal, yang membawa 64 ribu ton gandum.
Baca Juga : Harga Tiket Kapal Lawit
Sanchi adalah kapal tanker panjang berbendera Panama yang dioperasikan oleh Glory Shipping, satu perusahaan pelayaran asal Iran. Karena kecelakaan itu, 10 kapal pemerintah serta kapal nelayan diterjunkan untuk menolong usaha pembersihan laut.
Kementerian Minyak Iran menyebutkan, kapal tanker Sanchi dioperasikan oleh National Iranian Tanker Company (NITC) serta tengah kirim muatannya ke Hanwha Keseluruhan di Korea Selatan.
Kapal serta muatannya diasuransikan, sedang harga minyak yang diangkut sekitar 45 miliar pound sterling.
No comments:
Post a Comment