Tindakan penolakan masuknya perusahaan tambang nikel PT Gerbang Multi Sejahtera di Desa Tue-Tue, Laonti, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara berjalan panas. Kurang lebih 300 nelayan yang mengadakan tindakan dengan menghambat kapal tongkang ditembaki polisi.
Kapolres Konawe Selatan, AKBP Hamka Mappaita menyebutkan, penembakan pada nelayan telah sesuai sama prosedur. Tembakan itu ditujukan jadi peringatan.
" Kami cuma lakukan tembakan peringatan, namun bila terkena warga waktu itu memanglah karna apa yang kami kerjakan telah sesuai sama standard operasional, " tutur Hamka Mappaita, Senin (15/1/2018).
Menurut Hamka Mappaita, waktu peristiwa di TKP, warga telah anarkistis dengan melempar bom molotov ke arah kapal tongkang. Tindakan ini hampir membakar kapal. " Tembakan peringatan ini, untuk buat mereka mundur, " lebih bekas Kasat Lalu Polrestabes Makassar itu.
Dia menyebutkan pihaknya cuma mengawal perusahaan serta tak ada kebutuhan beda. Pihaknya menyebutkan perusahan PT GMS akan tidak masuk ke Desa Tue-Tue sebelumnya ada perbincangan dengan orang-orang nelayan serta pemerintah daerah.
Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto menyebutkan pihaknya masih tetap turunkan tim yang juga akan lakukan penyelidikan di Desa Tue-Tue. Hingga, belumlah ada rangkuman menyeluruh berkaitan sangkaan penembakan.
" Kami juga memohon pada orang-orang supaya hindari sikap anarkistis, sebab anggota kepolisian akan tidak bertindak keras bila tidak dipicu sikap orang-orang, yang anarkistis, " tutur AKBP Sunarto.
Baca Juga : Harga Tiket Kapal Nggapulu
Tim dokter bedah RSUD Bahteramas Propinsi Sulawesi Tenggara sukses mengangkat projecttil peluru yang bersarang di paha sisi kanan Sarman (35), nelayan asal Desa Tue-Tue, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, Minggu (14/1/2018) malam.
Sarman, jadi korban penembakan aparat yang mengawal perusahaan tambang PT Gerbang Multi Sejahtera (GMS) pada hari yang sama sekitaran jam 08. 30 Wita.
Projecttil yang diangkat tim dokter berwarna hitam serta memiliki ukuran sekitaran 1 sentimeter. Pihak dokter yang lakukan operasi segera menyerahkan projecttil yang sukses diangkat ini pada pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara.
" Telah diangkat tim dokter operasi, memanglah itu projecttil peluru tapi kami tidak dapat berkomentar disitu, " tutur Kepala RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara, Yusuf Hamra, Senin (15/1/2018).
Baca Juga : Harga Tiket Kapal Ciremai
Yusuf Hamra menyebutkan, keadaan Sarman telah stabil serta dirawat di ruang spesial. Sarman belum juga dibolehkan keluar serta sesaat ada di Ruangan VVIP RSUD Bahteramas dengan beberapa anggota keluarganya.
" Kami tidak dapat komentar banyak masalah peluru, " kata Yusuf Hamra.
Disamping itu, pihak RSUD Bahteramas Propinsi Sulawesi Tenggara telah menyerahkan peluru karet pada pihak Polda Sulawesi Tenggara. Penyerahan ini, dikerjakan segera oleh Humas RS Bahteramas, Masita pada anggota Propam.
" Telah diserahkan, setelah itu polisi yang mengatasi, kami cuma mengobati pasien saja, " tutur Masita, Senin (14/1/2018).
No comments:
Post a Comment